Kehadiran Fisik Paus Fransiskus di Indonesia sangat penting, tetapi yang juga tidak kalah penting adalah mempelajari gagasan-gagasan dan teladan hidupnya. Demikian disampaikan Ignatius Kardinal Suharyo dalam Konperensi Pers jelang kedatangan Bapa Suci Fransiskus ke Indonesia, di Jakarta, Rabu (28/08/2024).
Kardinal mengisahkan bahwa Paus Fransiskus memiliki pengalaman otentik akan Allah yang maharahim ketika pada usia 17 tahun, masuk ke kamar pengakuan dan merasakan Kerahiman Allah yang tanpa batas.
Pengenalan akan Allah yang maharahim ini berbuah pada transformasi pribadi yang berpengaruh pada transformasi institusi gereja. Banyak pilihan simbolik tentang ini yang ditunjukkan Paus Fransiskus, pertama-tama dengan memilih motto ketika menjadi uskup dan paus: “Miserando atque eligendo” , (ia melihatnya dengan mata penuh kerahiman dan memanggil dia).
Gereja Katolik di Indonesia mendorong umat memaknai dan merefleksikan nilai-nilai hidup yang dianut dan diajarkan oleh Paus Fransiskus, terutama tema kunjungan di Indonesia yaitu Iman, Persaudaraan, dan Bela Rasa. “Iman yang teguh menghasilkan persaudaraan sejati, sementara persaudaraan sejati diungkapkan dalam belarasa kepada sesama dan alam semesta”.