Selasa, 17 September 2024.
Selasa Pekan Biasa XXIV.
Warna Liturgi: Hijau.
Bacaan.
1 Kor 12:12-14.27-31a.
Mzm 100:2-5.
Luk 7:11-17.
PERSAUDARAAN
Khususnya sejak usainya Perang Dunia II dan berdirinya PBB, seluruh dunia berusaha membangun PERSAUDARAAN semua manusia.
Dalam kunjungannya ke Indonesia pada tahun 2024, Paus Fransiskus menggarisbawahi berkali-kali, betapa kita semua diajak menyadari dan mewujudkan PERSAUDARAAN.
Dengan pelbagai macam cara, Paus mengungkapkan menegaskan hasratnya menonjolkan PERSATUAN ORANG-ORANG YANG BERSAUDARA, baik dengan kata maupun dengan tindak langkah mewujudkan persatuan orang-orang yang dihayatinya sebagai persatuan bersaudara.
Refleksi Kita :
Sejauh mana kita menghayati ajakan SAUDARA KITA itu dalam masyarakat, keluarga, sekolah, kepribadian kita: menyatu? Apa yang telah kita lakukan untuk mewujudkan “persaudaraan Indonesia yang disebut Pancasila?
BACAAN I: 1 Kor 12: 12-14.27-31a memaparkan ajaran Yesus yang direnungkan Paulus, yang diutus untuk menggandeng banyak suku dan bangsa agar berjalan dan hidup bersama.
Memang, “TUTTI FRATELLI” sebagai keseluruhan adalah satu persaudaraan. Kita dapat menemukan ziarah kekeluargaan yang menuntun Paulus dan banyak murid Kristus, yang tidak henti-hentinya di-bimbing menuju Sang Pemersatu dan Saudara-sulung kita menuju kepada Bapa dalam Keluarga Kudus.
Refleksi Kita :
“Ya” persaudaraan yang dirasakan bangsa-bangsa di seluruh dunia perlu kita wujudkan juga di zaman modern kita sekarang.
Pada hari-hari Proklamasi, dari Presiden sampai rakyat saling menyebut dengan kata “saudara”.
BACAAN INJIL: Lukas 7:11-17 memperlihatkan, bagaimana Yesus, Guru Nazaret itu tidak hanya mengajarkan persaudaraan, tetapi juga mendorong keluarga kita untuk membangun keluarga besar umat manusia dan rekan sebangsa dan setanah-air.
Secara manusiawi dan secara ilahi, kita diresapi oleh Ruach Allah, untuk memiliki daya ke-keluarga-an, mengatasi segala perselisihan dan perbedaan faham. Warna kekeluargaan itu perlu dilaksanakan di tengah aneka ke-salah-paham-an yang kadang disengaja dan sesekali tidak disengaja.
Refleksi Kita :
Kita mohon Roh Cintakasih agar persaudaraan meresapi semua dengan cara berkelanjutan.
Dengan hati, lewat kata, melalui nyanyian, dengan memakai bendera, kita menyaudara.
BSMSJ-AMDG