Minggu, 22 September 2024.
Hari Minggu Biasa XXV.
Warna Liturgi: Hijau.
Bacaan.
Keb 2:12.17-20.
Mzm 34:3-4.5.6.8.
Yak 3:16-4:3.
Mrk 9:30-37.
ASAL PUJIAN
Anak dalam keluarga mana pun merasa sangat senang kalau dipuji oleh ayah atau ibunya. Kadang kala anak itu dengan sengaja mencari pujian; dengan cara yang baik maupun kurang wajar. Maka dari itu, salah satu cara pendidikan dalam keluarga adalah membiasakan generasi berikut untuk secara tulus dan jujur mencari pujian; termasuk tidak berbohong dan mengakukan hal-hal yang dilakukannya sendiri secara jujur: bukannya memalsukan dasar untuk dipuji.
Refleksi Kita :
Kita diundang untuk tulus dalam mencari pujian dan menunjukkan, seberapa kita pantas dipuji pada sesama.
BACAAN I: Kebij 2: 12.17-20 mengajak orang untuk mengakui nilai pribadi sesama dan memperlihatkan nilai diri sendiri selaras dengan harga dirinya yang sejati.
Hal itu semua dipersembahkan kepada Tuhan, yang menganugerahkan pelbagai mutu sebagaimana adanya: termasuk juga dengan menghargai mutu sesama, yang dianugerahi keunggulan oleh Allah. Penghargaan satu sama lain adalah sesuatu, yang menjadikan hidup bersama berharga.
Refleksi Kita :
Sejauh manakah kita percaya, bahwa sumber segala mutu kemanusiaan memang Allah sendiri. Seberapa kita mensyukuri saling penghargaan?
BACAAN II: Yak 3:16-4:3 menunjukkan arah saling penghargaan dalam keluarga, persahabatan dan kemasyarakatan yaitu dari karunia Ilahi yang dibagikan dalam kasih bagi semua anak-anak Allah agar dapat dibagikan lintas persahabatan demi kemuliaan Tuhan.
Dalam hal itu, manusia diundang untuk saling menghormati dan mengembalikan segala penghargaan kepada Sang Pemberi Kehormatan.
Refleksi Kita :
Kita syukuri nilai-nilai kepada Tuhan dan memujiNya.
BACAAN INJIL: Mrk 9: 30-37 menceritakan, bagaimana para murid diarahkan oleh Tuhan Yesus, bahwa segala nilai yang ada dalam diri manusia itu dianugerahkan oleh Allah dan diserahkan kepada kita untuk dibagikan kepada sesama; namun tetap sebagai anugerah Ilahi.
Para murid Kristus diajak jujur mengakui, bahwa segala yang bernilai itu bersumber pada Tuhan.
Refleksi Kita :
Marilah kita memohon dikaruniai kerendahan hati untuk menjunjung tinggi Allah, sebagai inti segala yang bernilai dalam diri dan komunitas kita; bukannya berebut harga-diri sehingga dapat menghargai sesama dengan kasih.
BSMSJ-AMDG