Camino en amor con la Madre Maria y Jesús
(Berjalan dalam cinta bersama Bunda Maria dan Yesus)
Awal mula terpikirkan ide berziarah ke Melung karena saya tidak dapat ikut grup ziarah wilayah sekaligus ingin merayakan ulang tahun pernikahan ke-23 bersama suami tercinta, Damar. Mendadak tercetus pikiran kenapa tidak ziarah bersama Sesawi ke Melung. Kebetulan pula Oktober adalah Bulan Maria, bulan terfavorit buat umat Katolik untuk berdoa dan berdevosi kepada Yesus melalui perantara BundaNya yang terkasih, Bunda Maria.
Awalnya, saya sempat ragu dan kecewa karena animo dan jumlah peserta yang mendaftar ziarah kok sedikit sekali, bahkan nyaris tidak ada karena cuma 2 keluarga yang daftar, yakni keluarga saya dan keluarga mas Abdi. Untungnya mas Abdi menguatkan niat kami berziarah untuk tidak perlu nunggu banyak yang ikut , jalanin saja meski sedikit orang .
Dan benar, kami 2 keluarga saja yang berangkat ke Melung , tepatnya ke Rumah Singgah Maria Melung di Sabtu (12 Oktober) pagi, dan kemudian bertambah 1 keluarga sesawi muda yang menyusul di Minggu (13 Oktober) pagi karena keluarga Aditya Mahardika tinggal di Purwokerto.
Diluar dugaan, saya merasakan rahmat yang luar biasa berziarah ke Rumah Singgah Maria Melung ini. Bayangkan saja, setibanya di lokasi , kami bertemu banyak orang yang dengan sukarela dan sukacita melayani para peziarah. Mereka menyiapkan makanan seperti mendoan, ubi rebus, dan termos-termos besar penuh teh hangat untuk para peziarah.
Bahkan salah seorang relawan memasakkan indomie untuk kami yang kelaparan karena belum sempat makan siang (oh ya kami melalui jalan pintas yang diarahkan Google melalui jalan terjal naik turun dan sepi sehingga tidak sempat berhenti mencari makan karena khawatir kesorean tiba ditempat tujuan). Indomie pun rasanya jadi luar biasa lezat di sana karena dibuat dengan penuh kasih.
Pengalaman ini menjadi pengalaman iman yang sungguh luar biasa karena untuk mencapai tempat Jalan Salib, kami harus berjalan kaki melalui jalan yang menanjak lumayan lalu turun sehingga kadang mesti berhenti sejenak sambil ngos-ngosan 😂. Perjalanan tersebut seakan memperlihatkan perjalanan hidup manusia yang diwarnai berbagai hal dan terkadang naik turun, namun cinta Tuhan kepada manusia selalui menyertai dan menguatkan. Di tengah perjalanan kami melewati sungai dengan aliran yang mengalir deras, serasa melewati pinggir Sungai Cardoner (red: dulu ternyata nama tempat ini Cardoner sebelum berubah menjadi RSM di kemudian hari).
Sepanjang Sabtu malam hujan turun tak henti, menambah dingin udara malam hingga akhirnya kami batal jalan salib. Jadilah Sabtu malam itu kami 2 keluarga bercengkerama menikmati malam di Melung sambil tak lupa mendaraskan Doa Rosario bersama sebelum tidur.
Dan puncak pengalaman iman sungguh hadir ketika kami melakukan Jalan Salib di hari Minggu pagi yang cerah. Bagaimana tidak, karena jalan salib dilakukan dengan menghadirkan sosok Maria sebagai Ibu yang begitu sedih dan hancur hatinya melihat bagaimana putranya mengalami penderitaan sampai wafat di kayu salib untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Namun dengan imannya, Bunda Maria menyerahkan segala penderitaan dan kesedihannya kedalam KehendakNya, “Aku ini hamba Tuhan , terjadilah padaku menurut perkataanMu.” Kita diajak untuk ikut berkontemplasi merasakan kesedihan dan derita Bunda Maria melihat penderitaan putranya.
Jalan salib diakhiri dengan perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Pastor Paskalis Sudirjo OFM Cap, yang dalam kotbahnya mengajak umat untuk senantiasa berjalan bersama bunda Maria dan Yesus Kristus.
Akhirnya perjalanan ziarah kami tutup dengan pesta es durian di Purwokerto bersama keluarga muda, Mas Adit dan Mbak Maria, yang mentraktir kami makan es duren yang rasanya memang enak sekali ditambah obrolan-obrolan ringan sehingga tak terasa hari jelang sore dan kami harus berpamitan melanjutkan perjalanan pulang kembali ke Jakarta.
Camino en amor con la Madre Maria y Jesús ini kami tutup dengan penuh syukur kepadaNya dan hati yang berkobar-kobar, karena kami bisa berjumpa teman-teman yang luar biasa di Melung dalam semangat melayani sesama sehingga nama Tuhan semakin dimuliakan.
Ad Maiorem Dei Gloriam.
For the Greater Glory of God
14 Oktober 2024
Catatan ucapan syukur atas Hari Ulang Tahun Pernikahan ke-23 bersama belahan jiwa , Damar Harsanto . (Camino en Amor con Damar)