Rabu, 6 November 2024
Hari ini, Rabu, 6 November 2024. Bacaan kitab suci diambil dari Filipi 2:12-18 dan Lukas 14:25-33. Dalam bacaan pertama (Filipi 2:12-18), Rasul Paulus mengajak jemaat untuk bekerja dalam keselamatan dengan “takut dan gentar.” Frasa ini tidak hendak mengajak kita agar takut seperti rasa takut yang biasa kita alami melainkan takut yang berisi rasa hormat dan kesadaran menjalankan tugas besar yang diberikan Allah dengan setia. Paulus menekankan bagaimana setiap orang percaya harus menjadi “terang di dunia,” yang bercahaya dalam kesederhanaan, kejujuran, dan pengorbanan.
Sementara Lukas 14:25-33 menggemakan panggilan yang mirip. Yesus mengajarkan bahwa untuk menjadi murid-Nya, kita harus rela melepaskan segala sesuatu, bahkan hal-hal yang kita senangi dan orang-orang yang kita kasihi. Panggilan mengikuti Kristus bukanlah hal yang mudah. Menuntut kesiapan dan keberanian untuk memanggul salib, menanggalkan kepentingan pribadi, dan menyerahkan hidup sepenuhnya pada Tuhan.
Jalan yang Tidak Mudah
Para ahli tafsir menyoroti bahwa keteguhan hati yang Paulus maksud dalam Filipi bukanlah ketetapan hati yang hanya mengandalkan kekuatan manusia semata. Menurut N.T. Wright dalam bukunya Paul and the Faithfulness of God (2013), keselamatan itu seperti berjalan dalam proyek besar yang membutuhkan partisipasi aktif manusia yang dikerjakan bersama dengan Tuhan. Kita tidak berjalan sendiri dalam kegelapan, melainkan bersama terang Kristus yang menyinari jalan kita.
Seorang perawat, misalnya. Di tengah situasi sulit di rumah sakit, dia tetap merawat pasiennya dengan hati penuh kasih dan pengabdian. Meskipun pekerjaan itu penuh risiko dan jelas menguras energi sehingga kerap terasa melelahkan. Namun, sang perawat itu tetap bertahan karena memiliki iman yang kuat bahwa ia melayani Tuhan dalam setiap pasien yang dirawatnya. Ini adalah cerminan dari yang Paulus sebut sebagai “berpegang pada sabda kehidupan.” Contoh lain bisa Anda cari sendiri dalam pengalaman sehari-hari.
Mengikut Yesus dalam Pengorbanan
Dalam Lukas 14:25-33, Yesus memberikan perumpamaan tentang seseorang yang membangun menara dan seorang raja yang hendak berperang. Kedua perumpamaan ini menggambarkan bahwa segala tindakan besar membutuhkan perencanaan yang matang dan kesiapan untuk mengorbankan banyak hal.
Seorang teolog, Dietrich Bonhoeffer, dalam bukunya The Cost of Discipleship (1937), menegaskan bahwa “grace is free, but not cheap.” Kasih karunia Allah memang anugerah/rahmat yang kita terima dengan cuma-cuma. Namun, mengikuti Kristus berarti bersedia menanggung segala konsekuensi, termasuk dituntut untuk berkorban.
Seorang pemuda yang memilih meninggalkan karier cemerlangnya di kota besar untuk menjadi guru di daerah terpencil adalah contoh nyata pengorbanan dalam mengikuti panggilan Kristus. Meskipun mungkin tidak mendapatkan penghasilan besar atau pengakuan, ia telah memilih “menanggung salibnya” dengan berkomitmen penuh untuk mendidik anak-anak di pedesaan. Inilah pengorbanan yang tidak semua orang mau ambil, tetapi Yesus mengingatkan kita bahwa pengorbanan ini adalah bagian dari perjalanan iman.
Sebagai umat beriman, kita dipanggil untuk menjadi “terang di dunia” di tengah segala kekacauan dan kegelapan. Ini menuntut ketekunan dan kesetiaan dalam iman. Meskipun dunia sekitar mungkin tidak selalu mendukung atau mengapresiasi. Seperti pelita yang menyala dalam gelap, kita diundang untuk membawa terang kasih Kristus dalam tindakan-tindakan kecil sehari-hari.
Seorang pengusaha yang tetap menjalankan bisnisnya dengan penuh kejujuran, di tengah banyaknya godaan untuk berlaku curang, merupakan contoh bagaimana kita dapat “bercahaya” dalam dunia kerja dan bisnis. Ketika banyak yang memanfaatkan cara pintas untuk keuntungan pribadi, pengusaha ini tetap teguh pada prinsipnya untuk menjaga integritas.
Jadi teman-teman, menghidupi iman adalah perjalanan yang menuntut keteguhan hati dan pengorbanan. Kedua bacaan ini memberikan kita gambaran bahwa dalam setiap langkah, kita tidak hanya diminta percaya, tetapi juga bertindak dengan komitmen dan ketulusan. Iman bukan sekadar keyakinan pasif, tetapi seperti yang ditegaskan Paulus dan Yesus sendiri, iman harus dibuktikan melalui tindakan nyata yang mendekatkan kita kepada Tuhan dan sesama.
Maka, marilah kita melangkah dalam panggilan ini dengan teguh, memegang firman kehidupan, dan siap mengorbankan apa yang diperlukan untuk menjadi murid sejati Kristus.
Daftar Pustaka:
- Alkitab. “Filipi 2:12-18” dan “Lukas 14:25-33.” Alkitab Terjemahan Baru. Lembaga Alkitab Indonesia.
- Bonhoeffer, Dietrich. The Cost of Discipleship. New York: Macmillan Publishing Co., 1937.
- Wright, N.T. Paul and the Faithfulness of God. Minneapolis: Fortress Press, 2013.
- Barclay, William. The Letters to the Philippians, Colossians, and Thessalonians. Louisville: Westminster John Knox Press, 1975.
- Keener, Craig S. The IVP Bible Background Commentary: New Testament. Downers Grove: InterVarsity Press, 1993.
- Gnilka, Joachim. Der Philipperbrief. Freiburg: Herder, 1968.
- Morris, Leon. Luke: An Introduction and Commentary. Tyndale New Testament Commentaries. Grand Rapids: Eerdmans, 1988.