Minggu Adven Kedua, 8 Desember 2024
Adven adalah masa penantian penuh pengharapan, seperti aliran sungai yang mengalir tenang menuju lautan luas. Dalam Minggu Adven II, bacaan dari Barukh 5:1-9 dan Lukas 3:1-6 membawa kita pada penggambaran perjumpaan dengan Allah yang mendobrak keterasingan dan kesendirian umat manusia. Filipi 1:4-6,8-11 menambahkan dimensi sukacita dalam relasi, mengingatkan kita bahwa kasih Allah senantiasa bekerja dalam kehidupan umat-Nya.
Barukh, seorang nabi yang jarang terdengar di altar tetapi penuh kekuatan, menyampaikan seruan yang membakar jiwa: “Tanggalkanlah pakaian duka dan kenistaan, kenakanlah pakaian kemuliaan yang berasal dari Allah untuk selama-lamanya.” (Bar. 5:1). Teks ini bukan hanya seruan untuk bangkit dari keterpurukan, tetapi sebuah undangan untuk percaya bahwa Allah mempersiapkan jalan bagi pemulihan sejati. James L. Mays dalam bukunya The Old Testament in Contemporary Preaching (1983) menyoroti bagaimana bahasa simbolik dalam Barukh menggambarkan pemulihan Israel sebagai tanda kasih dan kesetiaan Allah yang tidak pernah pudar.
Lukas 3:1-6 membawa kita pada figur Yohanes Pembaptis, suara yang berseru di padang gurun. Gambaran ini seolah mempertemukan keheningan tanah gersang dengan janji akan kelahiran harapan. Yohanes tidak berbicara tentang kebangkitan kekuasaan politis, melainkan tentang transformasi hati. Raymond E. Brown dalam The Birth of the Messiah (1993) menulis bahwa Yohanes adalah pengingat akan pentingnya pertobatan pribadi dalam menyongsong kerajaan Allah. Ia menyiapkan jalan, bukan dengan pedang, tetapi dengan panggilan lembut: “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”
Dalam Filipi 1:4-6,8-11, Paulus menegaskan sukacita yang tumbuh dalam komunitas yang saling mengasihi. Sukacita bukanlah emosi sementara, tetapi tanda nyata dari kehadiran Allah yang terus menyempurnakan karya-Nya. Gordon D. Fee dalam Paul’s Letter to the Philippians (1995) menjelaskan bahwa doa Paulus adalah teladan dari iman yang teguh, bahwa kasih yang bertumbuh di antara jemaat adalah bagian dari rencana besar Allah yang membawa keselamatan.
Dari ketiga bacaan ini, terjalin harmoni pesan yang menuntun kita untuk tidak hanya memandang masa lalu dengan penuh rasa syukur, tetapi juga menyongsong masa depan dengan keberanian iman. Dalam dunia yang sering kali penuh kegaduhan, suara lembut dari Barukh, Yohanes, dan Paulus mengingatkan kita bahwa Allah bekerja dalam keheningan hati yang siap untuk diubah.
Daftar Pustaka
- Brown, Raymond E. The Birth of the Messiah. New York: Doubleday, 1993.
- Fee, Gordon D. Paul’s Letter to the Philippians. Grand Rapids: Eerdmans, 1995.
- Mays, James L. The Old Testament in Contemporary Preaching. Atlanta: John Knox Press, 1983