Senin, 23 Desember 2024
Bayangkan suasana senyap di sebuah kota kecil, ketika harapan akan keselamatan telah lama terasa seperti mimpi yang memudar. Lalu, di tengah kegelapan itu, seorang nabi berseru, membawa janji pemurnian dan pembaruan. Maleakhi (Maleakhi 3:1-4;4:5-6), nabi terakhir dalam Perjanjian Lama, menyampaikan nubuat yang menggema dengan kekuatan mendalam: akan datang seorang utusan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, seperti api pemurni dan sabun tukang penatu. Ini bukan sekadar janji, tetapi panggilan untuk bersiap. Pemurnian, meskipun sulit dan menyakitkan, adalah tanda kasih Allah yang menginginkan umat-Nya bersih dan layak untuk menyambut kehadiran-Nya.
Berabad-abad setelah kata-kata ini diucapkan, gema janji itu menjadi nyata. Dalam Injil Lukas (Lukas 1:57-66), kita dibawa ke sebuah desa kecil tempat Elisabet dan Zakharia tinggal. Mereka pasangan tua, yang bertahun-tahun hidup dalam kerinduan dan doa untuk mendapatkan anak. Elisabet disebut mandul, dan harapan mereka hampir padam, hingga pada suatu hari malaikat datang kepada Zakharia di bait Allah, membawa kabar yang melampaui akal manusia.
Beberapa bulan kemudian, di saat kelahiran Yohanes Pembaptis, kita menyaksikan momen yang sarat keajaiban. Tetangga dan kerabat berkumpul, bingung tetapi penuh sukacita. Ketika bayi itu lahir, Zakharia yang sebelumnya bisu karena keraguannya, akhirnya berbicara kembali. Dengan penuh iman, ia menyebutkan nama anaknya: Yohanes, yang berarti “Tuhan menunjukkan kemurahan.” Nama itu sendiri adalah tanda bahwa Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Kelahiran Yohanes menjadi awal penggenapan janji Maleakhi, bahwa utusan Tuhan telah tiba untuk mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias.
Ahli tafsir William Barclay dalam The Gospel of Luke (1975) menggambarkan kelahiran Yohanes Pembaptis sebagai momen di mana Allah menyentuh waktu manusia. Yohanes bukan sekadar bayi biasa; ia adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar untuk membawa umat manusia kepada keselamatan. Barclay menulis bahwa Yohanes mengajarkan kita bagaimana menjadi “jalan” bagi Tuhan—dengan hati yang murni dan hidup yang melayani.
Namun, di balik kelahiran Yohanes dan panggilan untuk persiapan ini, ada tema yang lebih dalam: pembersihan dan pembaruan. Walter Brueggemann, dalam bukunya Prophetic Imagination (1978), menekankan bahwa api pemurni yang disebutkan Maleakhi bukanlah hukuman, melainkan kasih. Tuhan tidak ingin menghancurkan umat-Nya, tetapi memulihkan mereka ke dalam kemurnian sejati. Brueggemann mengajak kita untuk melihat proses ini sebagai tindakan pembentukan ulang, di mana kita diajak untuk meninggalkan apa yang lama dan bersiap menyambut sesuatu yang baru dan penuh harapan.
Kisah Yohanes Pembaptis ini adalah pengingat yang indah bahwa Allah bekerja dalam keheningan, dalam waktu yang mungkin kita anggap terlambat, atau dalam cara yang tak terduga. Dari seorang perempuan tua yang dianggap tidak mungkin melahirkan anak, lahirlah seorang nabi besar. Dari keheningan Zakharia, lahir pujian yang penuh kekuatan. Dan dari seruan Yohanes di padang gurun, jalan bagi Mesias dipersiapkan.
Bacaan ini mengundang kita untuk bertanya: Apa yang perlu kita bersihkan dalam hidup kita? Adakah noda kebencian, ketidakpedulian, atau kesombongan yang masih kita simpan? Seperti api pemurni, mungkin kita harus melewati proses yang menyakitkan tetapi membawa sukacita sejati.
Kita semua dipanggil untuk menjadi seperti Yohanes, pendahulu kecil yang menunjukkan terang Allah dalam dunia yang sering kali gelap. Kita mungkin bukan nabi besar, tetapi setiap tindakan kasih, setiap kata penghiburan, dan setiap doa yang tulus bisa menjadi cara kita mempersiapkan jalan bagi Tuhan.
Pada akhirnya, kisah ini adalah tentang harapan dan pembaruan. Janji Maleakhi, kelahiran Yohanes, dan karya Allah yang diam-diam tetapi penuh kuasa adalah bukti bahwa terang akan selalu datang, meskipun malam terasa panjang. Tuhan selalu setia pada janji-Nya, dan Dia memanggil kita untuk menjadi bagian dari cerita besar-Nya.
Daftar Pustaka
- Barclay, William. The Gospel of Luke. Westminster John Knox Press, 1975.
- Brueggemann, Walter. The Prophetic Imagination. Fortress Press, 1978.
- Brown, Raymond E. The Birth of the Messiah: A Commentary on the Infancy Narratives in the Gospels of Matthew and Luke. Yale University Press, 1993.
- France, R.T. The Gospel of Luke: A Commentary on the Greek Text. Eerdmans, 1989.