Pemilihan Paus tidak selalu berlangsung melalui konklaf formal seperti yang dikenal saat ini. Perubahan besar dalam sistem pemilihan Paus terjadi pada abad ke-13, tepatnya setelah krisis yang membuat kursi kepausan kosong selama hampir tiga tahun.
Krisis tersebut terjadi di kota Viterbo, sekitar 90 kilometer di utara Roma, yang saat itu menjadi tempat kediaman Paus. Peristiwa inilah yang melahirkan sistem konklaf modern—istilah yang berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti “dengan kunci”.
Roma Tak Selalu Jadi Pusat Kepausan
Meskipun Roma dikenal sebagai pusat Gereja Katolik, sejarah mencatat bahwa para Paus pernah tinggal di luar kota tersebut. Yang paling terkenal adalah masa Kepausan Avignon selama 68 tahun pada abad ke-14, ketika para Paus menetap di Prancis karena konflik politik dengan kerajaan Prancis.
Namun, periode yang lebih singkat dan sering kali terlupakan adalah masa ketika para Paus tinggal di Viterbo, sebuah kota kecil namun strategis yang juga menjadi tempat lahirnya sistem konklaf.
Viterbo: Kota Kecil, Peran Besar
Pada pertengahan abad ke-13, Roma berada dalam kondisi kacau. Dua keluarga berpengaruh, Guelph dan Ghibelline, saling bertikai tentang siapa yang memiliki wewenang untuk menunjuk pemimpin gereja. Situasi ini menjadikan Roma tidak aman bagi Paus.
Sebagai tanggapan, Paus Alexander IV pada tahun 1257 memindahkan kursi kepausan ke Viterbo. Kota ini dipilih karena kedekatannya dengan Roma, posisinya dalam jaringan politik Guelph, serta keamanannya yang didukung oleh tembok kota sepanjang dua setengah mil. Viterbo juga terletak di jalur ziarah penting, Via Francigena, yang menambah nilai spiritual kota tersebut.
Pemilihan Paus Sebelum Konklaf
Dari tahun 1257 hingga 1281, Istana Paus di Viterbo menjadi tempat tinggal sembilan Paus. Namun, sebelum tahun 1268, proses pemilihan Paus belum memiliki aturan baku seperti sekarang. Sejarawan menyebut bahwa pemilihan biasanya dilakukan oleh uskup, imam, dan umat di Roma. Dalam beberapa kasus, kaisar atau raja ikut mencalonkan kandidat.
Situasi berubah drastis setelah wafatnya Paus Klemens IV pada tahun 1268. Gereja menghadapi kekosongan jabatan (sede vacante) dan harus memilih penggantinya.
Penguncian Kardinal dan Lahirnya Konklaf
Sebanyak 19 dari 20 kardinal berkumpul di Viterbo untuk memilih Paus baru. Namun prosesnya berjalan sangat lambat. Setelah lebih dari satu tahun tanpa hasil, warga Viterbo, yang dipimpin oleh kapten rakyat Raniero Gatti, mengambil tindakan tegas.
Para kardinal dikurung dalam Istana Paus dan hanya diberi roti dan air. Pengurungan ini—secara harfiah dilakukan “dengan kunci” (cum clave)—menjadi asal muasal istilah konklaf.
Setelah tekanan berlangsung selama lebih dari tiga tahun, pada September 1271 akhirnya terpilihlah Paus Gregorius X.
Reformasi Sistem Pemilihan Paus
Pengalaman panjang dan melelahkan di Viterbo membawa perubahan besar. Paus Gregorius X menerbitkan Ubi periculum, sebuah Konstitusi Apostolik yang menetapkan prosedur pemilihan Paus secara resmi dan tertutup. Dokumen ini menjadi fondasi bagi sistem konklaf modern.
Namun aturan ini belum langsung diterima. Baru pada masa Paus Bonifasius VIII, Ubi periculum diresmikan sebagai satu-satunya cara pemilihan Paus melalui hukum kanon.
Kini, Viterbo diakui bukan hanya sebagai tempat tinggal sementara para Paus, tetapi juga sebagai tempat kelahiran konklaf—prosedur penting yang terus digunakan dalam Gereja Katolik hingga hari ini.
Sumber : Vatican News