1 November 2024 – Hari Raya Semua Orang Kudus
Keselamatan dan Pemurnian Orang-Orang Kudus
Di dalam Wahyu 7:2-4, 9-14, Yohanes melihat gambaran besar mengenai keselamatan umat Allah. Ayat ini menggambarkan dua kelompok: 144.000 yang disegel dari dua belas suku Israel dan “kerumunan besar dari segala bangsa, suku, kaum, dan bahasa.” Banyak ahli tafsir melihat angka 144.000 sebagai simbol dari totalitas umat yang diselamatkan, bukan jumlah literal. Misalnya, Robert Mounce dalam The Book of Revelation menyatakan bahwa angka ini mewakili kepenuhan umat Allah, yang disegel sebagai tanda bahwa mereka akan dilindungi dari murka Allah.
Sementara itu, “kerumunan besar” yang mengenakan jubah putih mencerminkan kebersihan dan kemenangan mereka yang telah diselamatkan melalui darah Anak Domba. William Barclay menambahkan bahwa simbol jubah putih menandakan pemurnian yang datang dari penderitaan dan pengorbanan. Mereka ini adalah orang-orang yang telah “mencuci jubah mereka dalam darah Anak Domba,” yang berarti bahwa mereka telah menerima keselamatan dan mengalami penderitaan bersama Kristus.
Identitas sebagai Anak-Anak Allah
1 Yohanes 3:1-3 menekankan identitas kita sebagai anak-anak Allah. Yohanes menyatakan bahwa kasih Allah begitu besar, hingga kita diakui sebagai anak-anak-Nya. Raymond Brown, dalam The Epistles of John, menyebutkan bahwa ayat ini adalah pengingat akan status istimewa orang beriman, yang dipanggil untuk hidup dalam kekudusan. Brown juga menyatakan bahwa pengharapan akan menjadi seperti Dia (Kristus) adalah pengharapan yang memurnikan.
Ayat 3 menyatakan bahwa “setiap orang yang menaruh pengharapan pada-Nya, menyucikan dirinya sama seperti Dia adalah suci.” Ini menekankan bahwa iman bukanlah statis, melainkan sebuah proses pemurnian diri, yang merupakan panggilan orang-orang kudus.
Peta Jalan Hidup Kekudusan
Matius 5:1-12a, yang menguraikan kisan Khotbah di Bukit atau Ucapan Bahagia memberikan peta jalan menuju hidup yang kudus. Ayat-ayat ini menunjukkan bagaimana karakteristik dan nilai Kerajaan Allah berbeda dari dunia.
N.T. Wright, dalam Matthew for Everyone, menjelaskan bahwa Ucapan Bahagia adalah undangan untuk memasuki kehidupan baru bagi mereka yang rendah hati, lapar serta haus akan kebenaran, dan penuh belas kasih.
Keberkatan dari Ucapan Bahagia seperti “berbahagialah yang miskin di hadapan Allah” dan “berbahagialah orang yang lemah lembut” menyoroti aspek paradoksal dari Kerajaan Allah yang melawan logika dunia. Douglas Hare dalam Matthew: Interpretation juga menekankan bahwa Ucapan Bahagia bukan sekadar janji, tetapi merupakan cara hidup yang menghasilkan sukacita sejati dan damai dalam relasi dengan Allah dan sesama.
Jalan Hidup Orang Kudus
Dari ketiga bacaan ini, terlihat bahwa panggilan untuk menjadi kudus melibatkan pengorbanan, kemurnian, dan harapan yang terarah pada Kristus. Mereka yang disebut sebagai orang kudus adalah mereka yang telah melalui perjalanan iman yang penuh tantangan dan penderitaan. Mereka yang telah dinyatakan kudus oleh Gereja (para kudus) bukanlah orang yang pada dasarnya sudah suci sejak lahir. Mereka adalah orang-orang yang hingga matinya senantiasa berjuang, berupaya menjadi suci, kudus, dan berkenan pada Allah. Karena itu, seperti dikatakan Wahyu, mereka dipelihara dan dimurnikan Allah, yang memberi mereka jaminan keselamatan karena perjuangan itu.
Hari Raya Semua Orang Kudus adalah pengingat bahwa semua umat dipanggil untuk hidup dalam kekudusan. Juga semua orang bisa dan memang seharusnya menjadi kudus. Kita dapat memandang hidup para kudus bukan hanya sebagai contoh perjuangan menuju kekudusan terus-menerus.
Melalui para kudus yang telah masuk surga kita diingatkan bahwa kita juga dipanggil untuk mencapai kekudusan melalui pemurnian, sama seperti yang dijelaskan dalam 1 Yohanes dan Matius. Keselamatan bukanlah hasil usaha kita sendiri, tetapi karya Kristus dalam diri kita yang memampukan kita untuk hidup sebagai anak-anak Allah yang sejati.
Para ahli tafsir, seperti yang dikemukakan oleh Barclay dan Brown mengajak kita melihat keselamatan yang membawa pada identitas baru. Dan identitas ini memurnikan kita sehingga dapat memandang Allah suatu hari dalam kekudusan-Nya. Pada Hari Raya ini, kita diundang untuk merayakan komunitas kudus yang tak terlihat, yang mencakup bukan hanya para santo dan santa yang diakui Gereja, tetapi juga mereka yang telah berjuang dalam iman dan telah dipanggil Allah ke dalam kemuliaan-Nya. Teruskan perjuangan menuju kekudusan.
DAFTAR PUSTAKA:
- Barclay, William. The Revelation of John. Edinburgh: Saint Andrew Press, 1976.
- Brown, Raymond E. The Epistles of John. New York: Doubleday, 1982.
- Hare, Douglas R.A. Matthew: Interpretation: A Bible Commentary for Teaching and Preaching. Louisville: Westminster John Knox Press, 1993.
- Mounce, Robert H. The Book of Revelation. Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing Co., 1997.
- Wright, N.T. Matthew for Everyone, Part 1: Chapters 1-15. Louisville: Westminster John Knox Press, 2002.