Pada hari ini, kita merenungkan bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani 8:6-13 dan Injil Markus 3:13-19 dalam terang Peringatan Wajib Santo Fransiskus dari Sales dan penutupan Pekan Doa Sedunia. Dua bacaan ini membawa kita ke inti panggilan hidup Kristiani: hubungan yang mendalam dengan Allah dan tanggung jawab untuk melayani sesama.
Surat kepada Orang Ibrani berbicara tentang perjanjian baru yang ditetapkan melalui Kristus, yang melampaui perjanjian lama. “Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka” (Ibrani 8:10). Santo Fransiskus dari Sales, seorang uskup dan pengajar Gereja, selalu menekankan bahwa kasih Allah adalah dasar dari segala hukum dan hubungan kita dengan-Nya. Dalam karyanya “Treatise on the Love of God” (1616), ia menulis bahwa cinta sejati kepada Allah terungkap dalam ketulusan hati dan keinginan untuk hidup sesuai kehendak-Nya. Perjanjian baru ini bukan sekadar hukum tertulis, melainkan sebuah hubungan transformatif yang mengubah hati dan pikiran kita.
Ketika kita melihat Injil Markus, kita diajak untuk menyaksikan panggilan dua belas murid oleh Yesus. Yesus memanggil mereka “supaya mereka menyertai Dia dan supaya Ia mengutus mereka untuk memberitakan Injil” (Markus 3:14). Santo Fransiskus dari Sales mengajarkan bahwa setiap panggilan, baik itu dalam kehidupan religius maupun di tengah dunia, adalah undangan untuk hidup dalam persatuan dengan Kristus. Dalam surat-suratnya kepada umat, ia sering mengingatkan bahwa kesucian bukanlah hak istimewa kaum religius saja, tetapi panggilan semua orang beriman.
Penutupan Pekan Doa Sedunia juga mempertegas panggilan kita untuk memupuk kesatuan di antara umat Kristiani. Fransiskus dari Sales, yang hidup di masa perpecahan Gereja setelah Reformasi, dikenal karena upayanya untuk memperjuangkan perdamaian dan dialog. Ia percaya bahwa kelembutan dan kasih adalah cara terbaik untuk membawa orang kembali kepada Kristus. “Kita dapat menangkap lebih banyak lalat dengan setetes madu daripada dengan segentong cuka,” tulisnya dalam salah satu surat pastoralnya, menggarisbawahi pentingnya pendekatan penuh kasih dalam membangun kesatuan.
Refleksi ini mengajak kita untuk merenungkan dua aspek utama iman kita: hubungan pribadi dengan Allah dan panggilan untuk melayani sesama. Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa perjanjian baru yang dibawa oleh Kristus adalah sebuah undangan untuk menulis hukum Allah dalam hati kita, menghidupi kasih-Nya dalam keseharian kita, dan menjadi saksi Injil di mana pun kita berada. Santo Fransiskus dari Sales, melalui ajarannya, menjadi teladan bagaimana hidup dalam kasih Kristus dapat membawa transformasi pribadi dan komunitas.
Daftar Pustaka:
- Holy Bible. (New Revised Standard Version).
- Francis de Sales. (1616). Treatise on the Love of God.
- Wright, N.T. (1992). The Climax of the Covenant: Christ and the Law in Pauline Theology. Minneapolis: Fortress Press.
- Sheldrake, P. (1995). Spirituality and Theology: Christian Living and the Doctrine of God. London: Darton, Longman and Todd.
- Kasper, W. (2015). Mercy: The Essence of the Gospel and the Key to Christian Life. New York: Paulist Press.