Vatikan, 4 Februari 2025 – Sebuah kehormatan besar datang bagi Indonesia. Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, didaulat sebagai penasihat Scholas Occurrentes, gerakan pendidikan global yang didirikan oleh Paus Fransiskus. Dengan pengalaman panjangnya dalam kepemimpinan serta dedikasinya terhadap dunia pendidikan dan kebudayaan, Megawati dipercaya untuk menjadi bagian dari dewan penasihat Scholas, khususnya untuk kawasan Asia.
Tak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, Presiden Global Scholas Occurrentes, José María del Corral, mengumumkan kabar menggembirakan bagi para pelajar Indonesia. Sebanyak 100 beasiswa disediakan bagi mereka yang ingin menempuh pendidikan di Universitas Makna (Universidad del Sentido/University of Meaning), sebuah universitas otonom baru yang berbasis di Vatikan dan dikelola oleh Scholas Occurrentes.
Pesan dari Buton untuk Paus Fransiskus
Momen penting lainnya terjadi saat kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3–6 September 2024. Dalam kunjungan bersejarah itu, seorang guru asal Buton, Anna Nurawalia, berkesempatan menyampaikan kegelisahannya tentang kondisi anak muda di daerahnya langsung di hadapan Sri Paus. Sebagai seorang dosen sekaligus fasilitator bagi anak dan ibu, Anna menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda Buton dan berharap adanya solusi konkret untuk pendidikan yang lebih baik.
Anna menilai kehadiran Scholas Occurrentes dengan pendekatan pendidikan berbasis karakter menjadi angin segar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Baginya, Scholas bukan sekadar program, tetapi sebuah gerakan transformasi yang membangun generasi muda yang lebih tangguh dan berdaya.
Menariknya, meskipun dirinya seorang Muslimah, Anna merasa nyaman dan yakin bergabung dengan Scholas Occurrentes karena keselarasan visi dan misi mereka dalam dunia pendidikan. “Agama bukanlah batasan selama kita memahami tauhid,” ujarnya penuh keyakinan.
Scholas Occurrentes: Dari Krisis Argentina ke 70 Negara
Scholas Occurrentes lahir dari krisis. Gerakan ini pertama kali digagas oleh Paus Fransiskus saat masih menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada tahun 2001, di tengah kondisi Argentina yang sedang mengalami krisis politik, sosial, dan ekonomi terburuk dalam satu dekade. Berangkat dari situasi sulit tersebut, Paus melihat pentingnya pendidikan yang bukan sekadar akademik, tetapi juga membangun karakter, kreativitas, dan empati.
Sejak diluncurkan secara global pada tahun 2013, Scholas berkembang pesat, menyebar ke 5 benua dan hadir di sekitar 70 negara. Program-programnya mengusung pendekatan unik dengan menggabungkan teknologi, olahraga, dan seni sebagai metode pendidikan inovatif yang bisa menjangkau lebih banyak anak muda.
Scholas Occurrentes di Indonesia
Di Indonesia, Scholas Occurrentes menjadi yang pertama di Asia Tenggara, diresmikan langsung oleh Paus Fransiskus. Gerakan ini mengajak anak-anak muda untuk aktif dalam berbagai isu sosial, mulai dari pendidikan, budaya, hingga seni. Salah satu fokus utama mereka adalah melatih mahasiswa dan guru muda agar menguasai metode pendidikan Scholas dan dapat mengimplementasikannya di lingkungan masing-masing.
Dengan populasi generasi muda yang terus berkembang, Indonesia menjadi lahan subur bagi gerakan pendidikan inovatif seperti Scholas. Dengan dukungan dari para pemimpin dan akademisi, serta kesempatan beasiswa bagi para pelajar, Scholas Occurrentes berpotensi menjadi pilar baru dalam transformasi pendidikan di Indonesia.
Kehadiran Megawati sebagai penasihat serta komitmen Scholas dalam memberikan akses pendidikan global menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, tetapi juga tentang membangun karakter dan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda.