Vatikan – Paus Leo XIV mengajak para profesional media untuk menjadi jembatan perdamaian, bukan pemicu konflik. Dalam pertemuan dengan jurnalis di Aula Paulus VI, Vatikan, hanya empat hari setelah terpilih sebagai Paus, ia menekankan pentingnya komunikasi yang mengedepankan kebenaran dan kasih.
Pertemuan ini menjadi kesempatan bagi Paus Leo XIV untuk menyampaikan terima kasih kepada para wartawan yang telah bekerja keras meliput wafatnya Paus Fransiskus, proses konklaf, dan awal masa kepausannya.
Dalam sambutannya, Paus mengajak insan pers untuk menyampaikan berita tanpa nada agresif dan tanpa mendorong polarisasi. “Cara kita berkomunikasi sangat penting. Kita harus mengatakan ‘tidak’ pada perang kata-kata dan gambar. Kita harus menolak paradigma perang,” tegasnya.
Ia menyerukan gaya komunikasi yang tidak mengejar sensasi atau konsensus dengan cara apa pun, melainkan menempatkan pencarian kebenaran berdampingan dengan kasih dan kerendahan hati.
Dukungan untuk Jurnalis yang Ditindas
Paus juga menyampaikan solidaritas kepada jurnalis yang ditahan atau ditindas karena keberanian mereka menyuarakan kebenaran. “Penderitaan mereka menjadi pengingat akan pentingnya kebebasan berekspresi dan pers,” ujarnya. Ia menekankan bahwa masyarakat yang bebas hanya mungkin bila warganya memiliki akses pada informasi yang jujur.
Paus Leo XIV menyebut bahwa komunikasi tidak semata soal menyampaikan informasi, tetapi juga menciptakan budaya dan ruang dialog, baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia digital. “Komunikasi membentuk lingkungan. Ia bisa jadi sarana pemecah atau pemersatu,” katanya.
Ia memuji upaya media yang telah menampilkan Gereja dalam semangat kasih Kristus dan berusaha menghindari stereotip serta prasangka.
Tantangan Zaman dan Peran Media
Mengutip Santo Agustinus, Paus menegaskan bahwa media—seperti halnya Gereja—tidak bisa terlepas dari realitas zaman. “Kita adalah zaman itu sendiri. Maka media harus menjawab tantangan ini, termasuk menghindarkan masyarakat dari kebingungan bahasa tanpa cinta, yang seringkali hanya bersifat ideologis,” jelasnya.
Terkait perkembangan teknologi, Paus juga menyinggung peran kecerdasan buatan. Ia mengingatkan bahwa AI memiliki potensi besar, namun penggunaannya harus disertai tanggung jawab dan kebijaksanaan agar tidak menyimpang dari tujuan kemanusiaan.
Menutup pidatonya, Paus Leo XIV mengutip pesan Paus Fransiskus dalam Hari Komunikasi Sosial Sedunia 2025: “Mari kita melucuti komunikasi dari prasangka, fanatisme, dan kebencian. Mari kita melucuti kata-kata, dan kita akan membantu melucuti dunia.”
Paus Leo XIV hadir sebagai suara baru yang mengingatkan kembali peran utama media: bukan sebagai alat provokasi, tapi sebagai pilar kebenaran dan perdamaian.
Sumber : Vatican News