Sabtu, 30 November 2024 Pesta Santo Andreas Rasul
Roma 10:9-18 dan Matius 4:18-22 mengundang kita untuk merenungkan panggilan dan kesaksian iman yang menjadi inti kehidupan seorang rasul. Dalam bacaan pertama, Santo Paulus menegaskan bahwa keselamatan berasal dari iman yang diungkapkan melalui pengakuan dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan. “Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Roma 10:9). Ayat ini menjadi deklarasi penting dalam kehidupan setiap murid Kristus: iman tidak hanya dirasakan di dalam hati tetapi harus diterjemahkan dalam tindakan dan kata-kata.
Di sisi lain, Injil Matius 4:18-22 membawa kita ke pantai Galilea, di mana Yesus memanggil Andreas dan saudaranya, Simon Petrus, untuk meninggalkan jala mereka dan menjadi “penjala manusia.” Tanpa keraguan, mereka meninggalkan segalanya untuk mengikuti-Nya. Tindakan ini menunjukkan keberanian dan ketaatan total dalam menanggapi panggilan Tuhan.
Santo Andreas, yang kita peringati hari ini, adalah contoh nyata dari iman yang hidup. Menurut tradisi Gereja, Andreas adalah salah satu murid pertama yang menjawab panggilan Yesus. Dalam Injil Yohanes, Andreas digambarkan sebagai orang yang membawa saudaranya, Simon Petrus, kepada Yesus (Yohanes 1:41-42). Ia tidak hanya mendengar kabar baik, tetapi dengan penuh semangat membagikannya kepada orang lain. Para ahli tafsir seperti William Barclay dalam The Daily Study Bible (1975) menekankan bahwa Andreas adalah simbol seorang misionaris sejati, yang tanpa ragu membawa orang-orang kepada Kristus tanpa mencari ketenaran pribadi.
Selain itu, Rudolf Schnackenburg dalam The Gospel According to St. John (1968) melihat Andreas sebagai figur penting yang mengajarkan bahwa panggilan iman selalu melibatkan komunitas. Andreas tidak menyimpan iman untuk dirinya sendiri, tetapi membaginya, menunjukkan bahwa Gereja didasarkan pada pengakuan iman bersama yang membentuk tubuh Kristus.
Refleksi ini mengingatkan kita bahwa panggilan Tuhan sering kali datang secara tiba-tiba dan menuntut jawaban yang radikal. Dalam ketaatan Andreas, kita melihat teladan keberanian untuk meninggalkan kenyamanan dan menghadapi ketidakpastian demi mengikuti Kristus. Panggilan itu bukan hanya untuk menjadi pengikut tetapi juga pewarta, yang membawa terang Injil ke dunia. Sebagaimana Santo Paulus menulis dalam Roma 10:15, “Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” Andreas adalah salah satu dari mereka yang pertama membawa kabar baik ini.
Merenungi Santo Andreas, kita diundang untuk bertanya pada diri sendiri: Apakah kita telah menjawab panggilan Tuhan dengan sepenuh hati? Apakah kita berani meninggalkan apa yang nyaman untuk mengikuti panggilan-Nya? Dan yang lebih penting, apakah kita telah membawa kabar baik itu kepada orang-orang di sekitar kita?
Santo Andreas, dengan keteladanan iman dan misi yang ia emban, menjadi pengingat bahwa setiap orang, apapun keadaan hidupnya, dipanggil untuk berpartisipasi dalam karya keselamatan Allah. Pesta ini bukan hanya merayakan hidup seorang rasul tetapi juga menginspirasi kita untuk hidup dengan semangat yang sama, siap menjadi penjala manusia, dan pewarta cinta Kristus kepada dunia.
Daftar Pustaka
- Barclay, William. The Daily Study Bible: The Gospel of Matthew. Revised Edition, 1975.
- Schnackenburg, Rudolf. The Gospel According to St. John. Crossroad, 1968.
- The Holy Bible, Revised Standard Version (RSV).
- Brown, Raymond E. The Gospel and Epistles of John: A Concise Commentary. Liturgical Press, 1988.