Vatikan – Peti mati Paus Fransiskus akan disegel dalam sebuah upacara liturgi yang berlangsung pada Jumat malam, 25 April 2025, pukul 20.00 waktu setempat, di Basilika Santo Petrus. Upacara ini akan dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Roma Suci, menjelang misa pemakaman resmi pada Sabtu pagi.
Ritual penyegelan peti mati menjadi bagian penting dari rangkaian penghormatan terakhir bagi mendiang Paus, dan akan dihadiri oleh sejumlah Kardinal serta pejabat tinggi Tahta Suci. Upacara ini juga menandai berakhirnya misa-misa penghormatan publik yang digelar di Basilika sejak jenazah Paus disemayamkan pada Rabu pagi.
Selama 24 jam pertama setelah Basilika dibuka untuk umum, lebih dari 50.000 umat telah melewati Altar Pengakuan Dosa guna memberikan penghormatan. Basilika Santo Petrus sendiri tetap buka hingga pukul 05.30 pagi pada Kamis, sebelum kembali dibuka pada pukul 07.00.
Menurut Kantor Perayaan Liturgi Kepausan, sejumlah tokoh penting dipastikan hadir dalam upacara penyegelan. Mereka antara lain Kardinal Giovanni Battista Re, Pietro Parolin, Roger Mahony, Dominique Mamberti, Mauro Gambetti, Baldassare Reina, dan Konrad Krajewski.
Selain itu, upacara juga akan melibatkan Uskup Agung Edgar Peña Parra, Uskup Agung Ilson de Jesus Montanari, Monsinyur Leonardo Sapienza, para Kanonik Kapitel Vatikan, para Penitensier Kecil Biasa, serta para sekretaris pribadi mendiang Paus. Nama-nama ini telah dikonfirmasi oleh Uskup Agung Diego Ravelli, Master Perayaan Liturgi Kepausan.
Misa pemakaman Paus Fransiskus dijadwalkan berlangsung pada Sabtu pagi, 26 April, pukul 10.00 di Lapangan Santo Petrus. Misa ini sekaligus menandai dimulainya masa Novemdiales, yaitu sembilan hari berkabung yang merupakan tradisi panjang dalam Gereja Katolik untuk mendoakan arwah paus yang wafat.
Selama masa Novemdiales, Misa akan digelar setiap hari pada pukul 17.00 waktu setempat di Basilika Santo Petrus. Khusus pada Minggu, 27 April, Misa Kerahiman Ilahi akan digelar lebih pagi, pukul 10.30 di Lapangan Santo Petrus.
Upacara penyegelan dan rangkaian misa duka ini menjadi penghormatan terakhir bagi Paus Fransiskus, yang semasa hidupnya dikenal karena kesederhanaan, kedekatan dengan umat, serta komitmennya terhadap perdamaian dan keadilan sosial.
Sumber : Vatican News