Tahun 2000, ketika saya baru saja keluar dari SJ dan bekerja di playgroup berbahasa Inggris sembari menyelesaikan skripsi, saya bersentuhan dengan bibit Paguyuban Sesawi saat ketua pertama PS, mas Irwan Setiabudi, menyapa mengajak bertemu dan menraktir makan. Ia mencoba menghubungkan saya dengan mantan SJ yang bekerja di penerbitan buku, langkah yang jauh lebih hangat menolong daripada mantan pembimbing rohani saya yang justru menolak membantu memberi rekomendasi kerja untuk tempat yang akan menjadi pelabuhan saya selama 18 tahun kemudian.
Selanjutnya, saya hanya membaca kegiatan demi kegiatan dari para mantan itu di milis yahoogroups saat itu. Sesekali melihat foto-foto kegiatan yang dibagikan, tetapi ya situasi kesibukan di tempat kerja membuat saya tidak nyambung dengan kumpulan para mantan dan keluarganya itu.
Fast forward 2011, untuk pertama kalinya, saya dan keluarga mengikuti Natalan Sesawi yang amat mengesankan dan hangat. Saya abadikan momen itu dalam video buram namun hangat dan indah merekam keakraban perjumpaan Paguyuban sederhana ini.
On and off, karena kesibukan dan awalnya berasa kurang nyaman dengan kegiatan PS yang awalnya bagi saya terasa entah “terlalu rohani” atau terlalu sepele, Jumper atau arisan. Karenanya saya merasa gembira ketika ada gerakan dari anggota muda PS untuk melahirkan sebuah portal berita yang menjadi wahana menuangkan hobi refleksi pengalaman rohani atas peristiwa sehari-hari dan terus menghidupi spiritualitas Ignasian untuk menemukan Tuhan dalam segala.
Saya ikut sesekali beberapa pertemuan Natalan dan sempat ditunjuk menjadi ketua yang mengorganisasi Natalan di vila Martin Gadog yang herannya saya konsepkan dengan pendekatan dinamika Latihan Rohani. Lucu juga. Seperti orang yang sulit move on.
Tapi sepertinya move on mungkin cocok untuk orang lain. Tuhan selalu menarik saya untuk getting up close and personal dengan spiritualitas Ignasian terutama Latihan Rohani melalui paguyuban kumpul-kumpul yang sederhana dan hangat ini. Tuhan dengan caraNya, membuat saya sulit jauh-jauh dari spiritualitas yang pernah membesarkan saya ini. Pada medio 2016 bersama mas Dio dan mbak Ina, keluarga ketua PS 2017-2020, saya dan istri (Lisa) dianugerahi kesempata berziarah ke kota-kota yang pernah disinggahi Ignasius Loyola, mulai dari Barcelona, Monserrat, Manresa, Venesia, Paris, hingga Roma. Belum lagi berjumpa dengan pribadi-pribadi Yesuit yang inspiratif, termasuk mendiang Paus Fransiskus. Belum lagi kantor baru tempat saya mengabdi mengharuskan saya berkunjung ke Barcelona setiap tahun sehingga Barcelona, Monserrat dan Manresa menjadi destinasi kunjungan tiap tahun. Kalau saya bertanya ke rekan-rekan Yesuit dan eks Yesuit, saya baru sadar kalau anugerah yang saya alami sungguh mewah dan langka. Untuk itu, saya amat mensyukurinya. “Tuhan, Engkau mau apa dengan pengalaman itu?” Pertanyaan itu yang sering muncul dan senantiasa mengingatkan saya untuk mencari jawaban bermakna (‘maneges’) yang menuntun saya dalam hidup dan pelayanan saya dalam keluarga, gereja, pekerjaan, dan masyarakat.
Secara khusus dari Paguyuban Sesawi, saya sekeluarga menimba begitu banyak rahmat dan buah rohani. Kami merasa sefrekuensi di keluarga rohani ini. Kami menjadi gampang bersyukur, tekun melatih diri dalam praktik rohani dan keutamaan, menghayati dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan, membangun keluarga yang berpusat pada doa dan eksamen serta refleksi, dan membangun komunitas yang hangat dan rasuli. Bahkan dari kesulitan-kesulitan dalam membangun keluarga, mengatur ekonomi keluarga, menyelesaikan hutang, bertekun dalam komunikasi dan membangun komitmen kesetiaan, menjadi pelajaran berharga terutama saat perjumpaan dan sharing rohani pada saat Retret Keluarga, Pernas, atau media silaturahmi, MELOK.
Di usia Paguyuban Sesawi ke-25 ini, saya berharap keluarga rohani ini semakin bertumbuh besar dalam iman dan kasih, menjadi pohon tinggi rindang teduh yang menaungi dan menjadi tempat singgah burung-burung pengelana iman, serta berbuah lebat manis penawar lapar dan dahaga para peziarah. Semoga keluarga manusia Latihan Rohani yang pernah disentuh oleh kerahiman Allah menjadi Komunitas Cinta dan Sukacita yang semakin menjadi tanda kehadiran dan perpanjangan tangan kasih Allah bagi semua.
Selamat Merayakan Silver Jubilee, Paguyuban Sesawi tercinta!