Kamis, 14 November 2024
Filemon 1:7-20 dan Lukas 17:20-25 membawa kita pada dua tema besar dalam iman Kristen: kasih yang menghidupkan dan kehadiran Kerajaan Allah di tengah dunia. Dalam suratnya kepada Filemon, Paulus menulis dengan nada yang penuh kasih dan persuasif, memohon agar Filemon menerima kembali Onesimus, seorang budak yang telah menjadi saudara seiman, bukan lagi sebagai hamba tetapi sebagai saudara yang setara. Di sisi lain, dalam Injil Lukas, Yesus menjelaskan bahwa Kerajaan Allah hadir “di tengah-tengah kamu” (Luk. 17:21), bukan sebagai peristiwa spektakuler tetapi sebagai kehadiran yang nyata dan tersembunyi dalam hidup sehari-hari.
Menjadi Saudara dalam Kristus
Surat Paulus kepada Filemon menawarkan perspektif baru tentang persaudaraan dalam Kristus. Kasih dalam komunitas Kristen tidak hanya bertumpu pada relasi personal, tetapi juga berdampak pada struktur sosial. Dalam tafsirnya, Joseph A. Fitzmyer (1988) menjelaskan bahwa surat ini memuat transformasi radikal terhadap budaya patriarki dan sistem perbudakan. Bagi Fitzmyer, Paulus tidak secara langsung menentang sistem tersebut tetapi mengusulkan relasi baru dalam Kristus, yang menggugah Filemon untuk menerima Onesimus dengan hati terbuka sebagai sesama saudara, bukan sebagai budak.
Santo Yohanes Krisostomus, salah satu Bapa Gereja, juga menekankan aspek persuasif surat ini yang menunjukkan kebijaksanaan Paulus dalam menggugah hati Filemon dengan lembut tanpa memaksakan kehendak. Hal ini adalah teladan bagi kita tentang cara-cara yang bijaksana dan penuh kasih dalam berkomunikasi dengan sesama.
Dalam kehidupan sehari-hari, refleksi ini bisa menjadi contoh nyata bagi kita untuk melihat orang lain bukan dari status, jabatan, atau masa lalunya, tetapi dari martabatnya sebagai citra Allah. Sebagai contoh, seorang manajer di kantor dapat melihat para pegawainya bukan hanya dari kontribusinya terhadap produktivitas, melainkan sebagai pribadi yang layak dihormati dan dicintai. Mengasihi seperti ini mengajak kita melampaui batasan dan mengakui persaudaraan kita dalam Kristus.
Kerajaan Allah di Tengah Dunia
Dalam Injil Lukas, Yesus memperkenalkan konsep Kerajaan Allah yang tidak datang secara kasat mata atau dengan tanda-tanda megah. Richard J. Dillon (2005) dalam komentarnya tentang Injil Lukas menekankan bahwa kehadiran Kerajaan Allah adalah realitas yang tersembunyi dan berproses secara organik dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai umat beriman, kita dipanggil untuk menyadari bahwa Kerajaan Allah hadir dalam setiap tindakan kasih, keadilan, dan pengampunan yang kita lakukan.
Menurut teolog Katolik Karl Rahner, pengalaman akan Kerajaan Allah juga hadir dalam momen-momen kecil di mana kita merasa dicintai atau mencintai. Rahner menekankan bahwa kehadiran Allah dalam Kerajaan-Nya adalah hal yang misterius namun nyata, seperti sebatang lilin kecil yang tetap menyala di tengah kegelapan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menghadirkan Kerajaan Allah dalam perbuatan kecil yang penuh kasih dan pengorbanan. Misalnya, dengan meluangkan waktu untuk mendengarkan teman yang sedang kesulitan, atau dengan memberikan perhatian kepada mereka yang terpinggirkan, kita sebenarnya sedang menghadirkan kasih Allah di tengah dunia. Kerajaan Allah, menurut Yesus, adalah tanda-tanda kehidupan yang lahir dari sikap tulus dalam setiap perjumpaan.
Filemon 1:7-20 mengajak kita untuk melampaui batasan-batasan sosial demi kasih yang sejati, sementara Lukas 17:20-25 mengingatkan kita bahwa kehadiran Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang spektakuler, tetapi hadir dalam kebaikan dan pengampunan sehari-hari. Dengan mengikuti teladan Paulus dan Yesus, kita dipanggil untuk menjadi saksi kasih yang tanpa syarat dan menghadirkan Kerajaan Allah dalam tindakan nyata setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA:
Fitzmyer, Joseph A. The Letter to Philemon: A New Translation with Introduction and Commentary. New York: Doubleday, 1988.
Chrysostom, John. Homilies on the Epistles of Paul to the Corinthians. Oxford: John Henry Parker, 1839.
Dillon, Richard J. The Gospel of Luke: A Commentary. Collegeville, MN: The Liturgical Press, 2005.
Rahner, Karl. Theological Investigations, Vol. 4: More Recent Writings. London: Darton, Longman & Todd, 1966.
Brown, Raymond E. An Introduction to the New Testament. New Haven: Yale University Press, 1997.
Martini, Carlo Maria. Journeying with the Lord: Reflections for the Liturgical Year. New York: Paulist Press, 2006.