Penulis : Josep Sianturi, Mahasiswa Semester 6 Sekolah Tinggi Pastoral Bonaventura Keuskupan Agung Medan
Pernahkah kita merasa kecewa ketika sesuatu yang kita harapkan tidak berjalan sesuai rencana? Kita sudah berusaha, merencanakan dengan matang, tetapi hasilnya tetap tidak sesuai dengan harapan. Rasa cemas, putus asa, bahkan keengganan untuk melanjutkan langkah sering kali muncul dalam situasi seperti ini. Kita menjadi malas berinteraksi, kehilangan semangat, dan bertanya-tanya, “Mengapa semua ini terjadi?”
Namun, apakah kita hanya akan diam dan membiarkan semuanya berlalu begitu saja? Tentu tidak. Justru dalam momen-momen seperti inilah kita perlu merenung dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bisa jadi kegagalan itu berasal dari kurangnya persiapan, performa yang belum maksimal, atau bahkan faktor eksternal yang tidak bisa kita kendalikan. Tapi satu hal yang pasti—tidak ada yang terjadi tanpa alasan.
Kegagalan bukanlah akhir, melainkan bagian dari perjalanan yang Tuhan izinkan untuk membentuk kita. Di balik setiap pengalaman yang sulit, Tuhan sedang mengajarkan kita tentang keteguhan hati dan kesiapan menghadapi tantangan di masa depan. Kehidupan ini penuh dengan ujian, baik dalam pendidikan, pekerjaan, keluarga, maupun hubungan dengan orang lain. Melalui kegagalan, kita belajar untuk lebih matang, lebih kuat, dan lebih siap menghadapi perjalanan yang akan datang.
Sebaliknya, ketika kita meraih kesuksesan, itu pun bukan semata-mata hasil usaha kita sendiri. Ada tangan Tuhan yang selalu menyertai. Kesuksesan bukan hanya untuk dinikmati sendiri, tetapi juga menjadi kesempatan untuk berbagi dengan sesama. Tuhan ingin agar setiap keberhasilan yang kita capai bisa menjadi berkat bagi orang lain, entah itu dalam bentuk motivasi, bantuan nyata, atau sekadar inspirasi bagi mereka yang sedang berjuang.
Segala sesuatu dalam hidup ini memiliki alasan. Namun, kita tidak bisa serta-merta menarik kesimpulan tanpa melibatkan Tuhan. Dengan menyerahkan setiap proses kepada-Nya, kita akan lebih mudah memahami makna di balik setiap pengalaman, baik itu yang menyakitkan maupun yang membahagiakan. Tuhan menciptakan kita dengan tujuan yang jelas—untuk melayani, mencintai, dan mempersembahkan hidup kita kepada-Nya. Pada akhirnya, kita dipanggil untuk kembali kepada-Nya dalam kebahagiaan sejati.
Maka, jangan terburu-buru menyimpulkan sesuatu hanya dari sudut pandang manusiawi. Libatkan Tuhan dalam setiap keputusan dan perjalanan hidup. Teruslah melangkah dengan keyakinan, menikmati setiap proses dengan hati yang terbuka. Bahkan pertemuan dengan orang-orang di sekitar kita hari ini bisa jadi merupakan cara Tuhan untuk memberikan berkat, harapan, atau semangat baru. Luangkan waktu untuk hening, mendengarkan suara-Nya, dan membiarkan Dia menuntun kita dalam setiap langkah.
Sebab pada akhirnya, semua yang terjadi dalam hidup ini memiliki alasan yang indah dalam rencana-Nya.